Ikhlas kadang mudah terucap tapi butuh
perjuangan dan pengorbanan untuk mengamalkannya. Kadang pilihan jatuh pada
beratnya hati untuk merela. Tanpa keikhlasan amal tak berarti apa-apa.
Tapi bagaimana tanda keikhlasan itu? Tak
gampang bukan. Rupanya butuh pengorbanan.
Memaksa bukan tanda ikhlas. Merela tapi kita
masih membutuhkannya. Di sinilah kadang pilihan sulit terjadi. Tapi di sini
pula batas keikhlasan tertinggi engkau dapatkan. Tinggal mana yang mau
dimenangkan. Ikhlas atau gugur tak sampai di ujung ikhlas.
Mungkin saat engkau infaq sekedar rp. 1.000,
biasa saja. Naikan jd rp. 5rb, perasaan maaih biasa. Naikan jadi rp. 10rb,
sebagian kita sudah mulai ada perasaan ko agak berat. Gemana gitu yah. Coba
naikan lagi jadi rp. 50rb atau rp. 100rb, hati mulai bimbang pikiran mulai
menimbang. Buat ini atau buat itu. Inilah batas getar hati untuk uji nyali
keikhlasan tertinggi engkau pada saat itu.
Getar hati sebagai batas keikhlasan masing-masing
orang mungkin berbeda. Jika dengan rp. 50rb atau rp. 100rb engkau memenangkan
untuk berinfaq, hebat .... engkau telah sampai puncak keikhlasan. Jagalah. Dan
teruskanlah istiqomah.
Maka sungguh diantara batas uji nyali
keikhlasan adalah engkau merelakan apa yang diinginkan. Engkau memberi apa yang
sesungguhnya sedang engkau butuhkan.
UJI NYALI KEIKHLASAN
Reviewed by thefilosofis
on
February 08, 2019
Rating:
![UJI NYALI KEIKHLASAN](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXmuThyphenhyphenA8JUKraFDZsE0hChdAeXg5pcL7Y_blm1NHs79JrxX8w7NkFFqCvUlG18p3O0Vj5XVS5vw47Yr2eMvP2JBZ5g7AskMQV7I_Hg6GDrVPcqtQoALSG09b1tqkaUUJY0PM9lZ-JCBcp/s72-c/erberber.jpg)
No comments: